di Wilayah Dsn. Gunungbakal RT 003 RW 006 Ds. Sumberarum, Kec. Tempuran, Kab. Magelang terdapat satu Kolam pemandian yang masih alami dan sangat terawat, warga sering menyebutnya dengan sebutan Blumbang Gede
Menurut cerita yang bersumber dari Kepala Dusun setempat Bp. Ky. Ahmad Jadin dan Kasi Pembangunan Ds. Sumberarum Bp. Fathurrohman kurang lebih terkait Sejarah adanya kolam pemandian tersebut tidak lepas dari peran cikal bakal sesepuh dusun yaitu Simbah Kyai Raden Syyaid Abdulloh yang pada waktu itu kurang lebih tahun 1771 bermukim dan mendirikan sebuah Masjid Baiturrohim dilanjutkan membuat tempat untuk sarana wudhu tetapi lambat laun mata air yang mengalir bertambah deras sehingga terbentuklah kolam / blumbang
Menurut cerita Pada jaman penjajahan belanda kalangan Syyaid, Habaib dicari oleh Tentara Belanda, sehingga Simbah Kyai Syyaid Abdulloh yang asli dari pekalongan menikah dengan istrinya yang masih memiliki darah trah keturunan kraton Yogyakarta memutuskan untuk bermukim di Dsn. Gunung bakal guna mengasingkan diri. Pernah suatu ketika tentara Belanda melakukan pencarian di wilayah tersebut tetapi yang dilihatnya hanya semak - semak hutan padahal disitu nyata - nyata Simbah Kyai Raden Syyaid Abdulloh dan warganya bermukim. Atas kejadian tersebut beberapa warga dari luar wilayah yang merasa terancam jiwanya mengungsi / pindah rumah untuk ikut mengasingkan diri mencari keamanan dan kenyamanan didusun tersebut, Sehingga lambat laun penduduknya semakin banyak
walaupun musim kemarau berlangsung tetapi kolam pemandian tersebut tidak pernah kering hanya kalau musim kemarau melanda airnya berubah sedikit berwarna hijau muda. bahkan menurut cerita sesepuh terdahulu kolam pemandian tersebut masih ada hubungannya dengan kolam pemadian pening yang letaknya berada di wilayah Dsn. Balong, Ds. Tanggulrejo, Kec. Tempuran, bila warna air kolam pemandian Gunung Bakal berwarna hijau muda maka di kolam pemandian Pening pun akan terlihat sama
Kolam Pemandian yang bersumber dari mata air alami dengan kedalaman air seukuran leher pria dewasa ini selalu dijaga dan dirawat oleh warga masyarakat setempat karena masih meyakini bahwa kolam tersebut warisan peninggalan leluhur yang harus dilestarikan, setiap 2 tahun sekali rutin diagendakan kerja bhakti masal untuk melaksanakan bersih - bersih kolam pemandian tersebut. Sampai saat ini kolam pemandian tersebut selalu ramai dikunjungi oleh Anak - anak dusun setempat dan luar Ds. Sumberarum bahkan luar Kec. Tempuran untuk sekedar mandi dan berenang terlebih bila memasuki hari libur atau bahkan padusan
Selain sebagai kolam pemandian, air dari kolam tersebut juga dimanfaatkan oleh Masyarakat setempat untuk mengaliri kolam ikan milik warga yang ada disekitarnya