Mungkin Saya termasuk orang baru yang
berada di Kec. Tempuran Kab. Magelang karena baru 2 tahun menyatu
dengan Warga Tempuran, ada Rasa Khas tersendiri disini karena
masyakarat yang beragam sehingga mengundang rasa penasaran ingin Blusukan lebih jauuh lagi di Dusun - Dusun Wil. Tempuran, karena masing - masing Dusun memiliki ciri Khas tersendiri yang unik
Apabila anda pernah berkunjung / lewat
ke Kec. Tempuran, Kab. Magelang yang terlintas di pikiran anda pasti
adalah Wilayah tersebut sebagai Kawasan Industri, betul sekali. karena
dari Ujung Utara Tempuran yaitu Jembatan Progo, Ds. Tempurejo sampai
dengan Ujung Selatan Tempuran yaitu Sentra Bibit Mayungan Ds.
Tanggulrejo terdapat banyak sekali Perusahaan di Pingir jalan tersebut,
tetapi apabila lebih dicermati kembali Wil. Tempuran juga banyak
terdapat Pondok - Pondok Pesantren.
Banyak
Masyarakat menganggap Wil Tempuran itu suatu Kecamatan yang kecil
karena setahunya hanya dari sepanjang jalan Raya Magelang - Purworejo /
dari Pasar Babrik sampai Sentra Bibit Mayungan saja, sebenarnya Wil.
Tempuran tersebut luas karena terdiri dari 15 Desa atau lk 105 Dusun.
untuk Desa yang dinilai Masyarakat Tempuran paling jauh medanya yaitu
Ds. Kemutuk karena berada di Ujung Barat sendiri dan medanya pun fuul
menanjak, bahkan banyak warga Asli Tempuran tetapi belum pernah kesana.
sebenarnya apabila sudah Sampai di Ds. Kemutuk dan melihat kearah Timur
akan terlihat pemandangan yang sangat istimewa, terlihat Pabrik -
Pabrik yang dibawah tersebut kecil - kecil sekali.
Mayoritas masyarkat di Tempuran
tersebut muslim tetapi ada salah satu Dusun di Ds. Pringombo kalau
tidak salah namanya Dsn. Tegeran (nama lama) / Sidosari (nama baru)
tersebut satu Dusun tersebut mayoritas memeluk agama Kristen dengan
kegiatan Kebaktian di Gereja Kerosulan Baru, yang membuat salut adalah
kerukunan dan gotong royong antar umat beragama di sana Istimewa
sekali, apabila Umat Islam maupun Umat Nasrani merayakan Hari Besar
Agamanya terlihat jelas rasa kekeluargaan, keakraban dan gotong royong
didalamnya.
mungkin hanya sekilas saja dan belum menyeluruh saya puter - puter sampai dalamnya Wil. Tempuran karena faktor kesibukan dan lainnya, tetapi dengan mengamati ragam masyarakat dan letak masing - masing Desa ada ragam khasanah Masyarakat yang unik yang harus tetap digali kembali, mtrnwun
selamat datang di Tempuran...
ReplyDeletesaya aja asli tempuran seumur hidup baru 1 ato 2 kali ke pringombo...
btw agan tinggal di daerah mana nih??
saya tnggal d punduh lor
ass wr wb.
ReplyDeleteSaya dari Karawang Jabar, Istri dari Tempuran tepatnya di Jrenggeng Tanggul Rejo,
Saya lahir di Tempuredjo, tepatnya di dusun Babrik sekitar 50 tahun yang lalu. Walaupun saya ubanan di Jakarta dalam rangka "golek upo", bahkan sampai saat ini, akan tetapi selalu teringat nuansa kampung kelahiran. Saya belajar renang ya di kali progo, sekitar 200 m dari rumah. Trus mancing juga di sekitar kali progo, dan juga di sekitar gupit, salah satu anak sungai yg bermuara ke kali progo. Satu lagi yang paling berkesan adalah kegiatan mencari jangkrik (tentunya yg bisa ngengkrik! ), dimana lokasi paling asik di sekitar dsn tempuran kulon dan dsn watukarung pinggir kali progo.
ReplyDeleteWis jan nuansamatik kemlitik tenan. ... I really missed my youth scene there!
kulo nggeh ugi tiyang mbabrik pak, nggen masjid nginggil pasar
ReplyDeletembabrik....tidak akan kulupakan dimana didusun itu tumpah darahku, walaupun sampai sekarang aku belum bisa ikut cawe cawe didalam pembangunan desa Tempurejo khususnya dusun Mbabrik tapi kedepan insyaalloh aku akan kembali bersatu hidup di mbabrik...
ReplyDeleteJayalah dusun mbabrik semoga Alloh selalu memberikan keselamatan dan keberkaham kepada kita semua....Amin amin amin yarobbal alamin...
Jrenggeng, Tanggulrejo, Tempuran, Magelang tak kan pernah kulupa, disana aku lahir dan besar........
ReplyDeleteSalut bagus
ReplyDeleteSalut bagus
ReplyDelete